Instalasi Windows Via Network

Mungkin sering liat gambar beginian di BIOS tapi bingung fungsinya buat apaan? Atau mgkn tahu tapi ngga tahu cara pake’nya.





Salah satu cara mengakses satu PC/laptop dari PC lain adalah via PXE yg memanfaatkan media network, selain dari media storage. Jadi kalau misal PC/laptop tdk mendukung boot dari CD/DVD, FD, HDD USB, dsb, anda tetap bisa boot via network LAN atau biasa disebut PXE (Preboot Execution Environment).

Dalam PXE sendiri, ada banyak protocol yg bisa digunakan diantaranya Internet Protocol (IP), UDP, DHCP, dan TFTP (Trivial File Transfer Protocol). Disini, yg digunakan adalah metode TFTP yg bisa dipraktekkan untuk PC/laptop model apapun selama mendukung boot via PXE.

  1. Download TFTPBoot.exe (151 MB) DISINI lalu save.
  2. Jalankan file "TFTPBoot.exe" didlmnya trus ekstrak isinya ke drive C:

  3. Buka folder tftpboot trus dobel klik file tftpd32.exe.
  4. Kalau sudah muncul menunya, klik tombol “Settings” disebelah bawah. Cocokkan settingnya seperti ini:

  5. Klik OK untuk kembali ke menu Tftpd32. Klik tab “DHCP Server”.
  6. Cocokkan setting seperti gambar terus Save.

  7. Tutup aplikasi Tftpd32.
  8. Matikan semua firewall anda (termasuk yg built-in di Windows) pada PC/laptop yg ada Tftpd32-nya. Atur adapter network dlm PC supaya IP address-nya menjadi:

    Code:
    192.168.1.5
Cara Atur IP Address menjadi static di Windows Vista/7:

  • Buka Control Panel dari menu Start lalu pilih “Network Connections”.
  • Klik “Classic View” di sebelah kiri lalu dobel klik “Network and Sharing Center”.
  • Klik tombol “Manage network connections” di sebelah kiri jendela Windows.
  • Klik kanan koneksi yg IP addressnya mau di set static lalu pilih “Properties”.
  • Klik kanan lagi “Internet Protocol (TCP/IP)” pd kotak baru yg terbuka, pilih "Properties".
  • Pilih “Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4)" lalu pilih “Properties”.
  • Dari jendela “Internet Protocol (TCP/IP) Properties” yg terbuka pilih “Use the following IP address”.
  • Isikan dgn IP address pada kotak “IP address” tsb lalu klik OK.


9. Sambungkan PC yg terinstal Tftpd32 didalamnya (PC A) dgn PC yg mau diinstal (PC B) dengan kabel Ethernet.

* Pastikan tidak ada konflik DHCP server di kedua PC.

10.
Jalankan file “Tftd32.exe”.

11.Matikan PC yg mau diinstal (PC B), terus atur setting BIOS biar boot dari network (PXE). Caranya bervariasi tergantung jenis mobo anda.
12.Windows PE akan load. Trus akan muncul jendela command. JANGAN tutup tftpd32.exe atau mencabut kabel LAN-nya. Ntar akan masuk dlm Windows PE.
13.Kalau mau instal Windows di PC (B), masukkan CD instalasi Windows di PC (A/tftd32), lalu sharing drive CD XP tsb dgn network.
14.Kembali ke PC target, dari jendela command, ketik:

Code:
net use y: \\192.168.1.5\cd
15.Akan muncul pesan/prompt untuk mengisi username. Ketik:

\192.168.1.5\<user_name>
*Ganti <user_name> dgn nama akun user yg ada di PC yg anda share drive CD/DVD ROM-nya.

** Klo command diatas berbuah pesan error semacam “The system cannot find the path specified”, coba ganti command:

Code:
y:
dgn command:

\\192.168.1.5\cd\setup.exe
16. Masukkan password user dgn cara yg sama atau langsung ENTER klo passwordnya blank.

17. Kalau sudah muncul prompt “the command completed successfully”, ketik y: lalu tekan ENTER.

18.Ketik setup lalu ENTER dan anda sdh siap instal Windows ke PC target.

19.Kalau instalasi sudah selesai, kembalikan semua perubahan yg td dilakukan di PC target, stop proses sharing CD/DVD-ROM-nya, aktifkan kembali firewall dan atur ulang IP address network adapternya.


Ilustrasi Ringkas:

PC A (yg terinstal tftpboot):
- IPv4-nya mesti static. Di contoh atas kita pake 192.168.0.1

- PC A mesti punya instalasi Windows dalam shared folder, terserah dimana. Contohnya .\win7

- PC A login dgn username (mis. TES) dan password (mis.tes)

- Pake tftboot untuk nyalakan DHCP server (isi IP jika perlu). Cara ini juga akan menjalankan TFTP server untuk semua file transfer antar PC.

- Nanti akan ada folder "boot\" dlm direktori tftpboot, isinya instalasi WindowsPE.


- Jalankan tftp32.exe, buka setting, trus isi sesuai gambar diatas:

Code:
* IP pool starting addresss: 192.168.1.10
    * Size of pool: 10 (harus lebih dari 2)
    * Boot File: boot\pxeboot.com (akan masuk ke Windows PE-nya)
    * Mask: 255.255.255.0
    * Tdk usah centang "Ping address before assignation"
Restart program untuk lihat perubahan hasilnya.

PC B (yg mau diinstal dari PC A):

- Jalankan boot network dari PC B. (DHCP server akan menandai sebuah IP).

- File boot akan ditransfer dan dijalankan. Tekan F12 untuk memanggil WindowsPE.

- Tunggu sekitar 30-60 detik. Command prompt akan muncul. Tunggu sampai kursor muncul & bisa dipakai.

- Mesti ada sebuah drive di folder root PC B (target). Caranya, ketik:

Code:
X:\Windows\system32>net use z: \\192.168.0.1\win7
Isikan username dan password yg ada di PC A.

Code:
Enter the user name for '192.168.0.5': 192.168.0.5\TES
Enter the password for 192.169.0.1: tes
The command completed successfully.
- Arahkan ke direktori yg baru (z:\) dan selesai.

Switch Manageable

Pada setiap design komputer network kita akan selalu menggunakan konsentrator.Apakah itu berupa Hub ataupun Switch. Pada awalnya kita menggunakan Hub dengan segala kelebihan dan kekurangannnya, lalu muncul Switch yang lantas menggantikanperanan Hub dalam sebuah design komputer network baik dalam skala besar maupunkecil. Hal ini di sebabkan karena performance Switch lebih “Smart” di bandingkan Hub.

Apa perbedaan antara hub dan switch ?
Perbedaan Hub dan Switch terletak dari bagaimana packet data / informasi yang dikirim kepada mereka diproses. Ketika data masuk atau datang ke Hub, Hub akan mengambil data tersebut dan akan mentransmisikannya ke setiap komputer yang terhubung ke jaringan.Hal tersebut dapat membuat hub menjadi collisions dan memperlambat jaringan.Hub bekerja pada layer 1.

Tetapi lain halnya dengan Switch, ia akan menerima data tersebut dan hanya akan mengirimkannya ke komputer yang berkepentingan menerima data tersebut.Switch bekerja pada layer 2, dan juga dapat bekerja pada layer 3.

Penggunaan Switch akan memotong penggunaan bandwith jaringan anda secara signifikan, terutama bila kita memiliki jaringan dengan banyak komputer dan semuanya sibuk untuk mengirim dan menerima data disaat bersamaan. Keunggulan switch yang lain ialah data akan lebih aman dari aksi pencurian data dengan cara sniffer.

Switch itu sendiri ada yang Manageable dan UnManageable. Berkaitan dengan istilah smart tadi, maka switch jenis manageable jauh lebih smart ketimbang yang unmanageable. Arti dari manageable di sini adalah bahwa switch dapat kita konfigurasi sesuai dengan kebutuhan network kita agar lebih efesien dan maksimal. Kok bisa? Karena switch manageable memiliki sistem operasi sendiri, layaknya PC kita di rumah. Beberapa kemampuan switch yang manageable yang dapat kita rasakan adalah,penyempitan broadcast jaringan dengan VLAN, sehingga akses dapat lebih cepat.Pengaturan akses user dengan accesslist, membuat keamanan network lebih terjamin. Pengaturan port yang ada, serta mudah dalam monitoring trafic dan maintenancenetwork, karena dapat di akses tanpa harus berada di dekat switch. Ingat !, alat inihanya membantu kita, menjalankan apa yang sudah kita design, baik topologi maupun konfigurasi networknya.

VLAN

VLAN adalah Virtual LAN yaitu sebuah jaringan LAN yang secara virtual dibuat di sebuah switch. Pada switch standard biasanya akan meneruskan traffic dari satu port ke semua port yang lain ketika ada traffic dengan domain broadcast yang sama melewati port tersebut. Untuk switch yang khusus, mereka mampu untuk membuat beberapa LAN yang berbeda dengan id yang berbeda di tiap portnya, dan hanya akan meneruskan traffic ke port-port yang memiliki id yang sama. Switch type khusus ini sebenarnya sudah secara otomatis memasang VLAN di dalamnya (vlan id = 1) yang beranggotakan semua port yang ada.


Kapan VLAN perlu diimplementasikan ?

Anda memerlukan VLAN ketika kondisi jaringan Anda :

- Memiliki lebih dari 200 node perangkat di dalam jaringan Anda
- Banyak terjadi traffic broadcast di jaringan Anda
- ingin membagi beberapa user Anda menjadi group-group tersendiri untuk meningkatkan keamanan
- Mengurangi traffic broadcast yang banyak disebabkan oleh serangan virus dan program pengganggu lain yang akan memporak porandakan jaringan Anda.
- Ingin membuat beberapa virtual switch dari switch yang sudah ada

Trunking

Dalam jaringan komputer, trunking adalah istilah yang mengacu pada penggunaan beberapa jaringan kabel atau port secara paralel untuk meningkatkan kecepatan link di luar batas dari setiap satu kabel atau port. Ini disebut agregasi link. Link ini dapat digunakan untuk interkoneksi switch.

Dalam konteks VLAN, Avaya dan Cisco menggunakan istilah trunking yang berarti "VLAN multiplexing", yaitu membawa beberapa VLAN melalui link jaringan tunggal melalui penggunaan protokol trunking. Untuk memungkinkan beberapa VLAN pada satu link, frame dari VLAN individu harus diidentifikasi. Metode yang umum dan paling disukai yaitu IEEE 802.1Q, dengan menambahkan tag ke frame Ethernet header, pelabelan itu sebagai milik VLAN tertentu. Karena 802.1Q adalah sebuah standar terbuka, maka satu-satunya pilihan dalam lingkungan dengan-vendor beberapa peralatan.

Cisco juga memiliki protokol trunking proprietary yang disebut Inter-Switch Link yang menyatukan frame Ethernet dengan wadah sendiri, dengan label frame sebagai bagian dari sebuah VLAN tertentu.

RSTP

STP (Spanning Tree Protocol) menyediakan resolusi loop dengan mengelola lapisan fisik untuk memberikan segmen atau membagi segmenpada network. STP memberikan system redundan jalur fisik dan mencegah efek yang tidak diinginkan yaitu loop aktif dalam jaringan. STP merupakan standard IEEE yang didefinisikan sebagai 802.1D

Karakteristik STP

STP akan “memaksa” merubah keadaan port tertentu kedalam standby sehingga port tersebut tidak akan me-listen, mem-forward atau mem-banjiri data frame. Dampak secara keseluruhan dari protokol ini yaitu hanya akan terbentuk satu jalur aktif untuk setiap segmen jaringan.
Apabila jalur tersebut mengalami masalah koneksi, STP akan membuat koneksi baru dengan mengaktifkan jalur yang sebelumnya tidak aktif.

Cara kerja Protokol STP

Memilih satu root bridge
Cara menentukan root bridge yaitu dengan cara membandingkan Bridge ID pada masing masing bridge yang diberikan. Jika Bridge ID sama maka yang akan dibandingkan selanjutnya adalah MAC setiap bridge. Nilai yang paling kecil yang akan menjadi root bridge.

Memilih root port pada nonroot bridge
Root port adalah cost path ter rendah dari nonroot bridge ke root bridge.

Memilih designated port untuk setiap segmen.
Designed port dipilih pada brigde yang memiliki cost path paling rendah ke root bridge.

RSTP(Rapid Spanning Tree Protocol) merupakan evolusi bahkan lebih dari sekedar evolusi dari STP. Secara signifikan RSTP (802.1w) dapat mereduksi atau mengurangi waktu untuk menghubungkan topologi aktif dalam sebuah jaringan ketika topologi secara fisik mengalami perubahan atau perubahan pada konfigurasi.

RSTP memilih satu switch sebagai root topologi spanning-tree aktif dan mementukan peran untuk masing masing individual port pada switch berdasarkan pada apakah port tersebut merupakan bagian dari topologi aktif.

802.1D didefinisikan kedalam 5 status port yang berbeda:

disabled
listening
learning
blocking
forwarding
Port Status

hanya tiga status port yang tersisa di RSTP. Pada 802.1D, disabled, blocking, dan listening states disatukan kedalam 802.1w discarding state uniq.

Virtual LAN

Virtual LAN (VLAN) memberikan suatu metoda yang sangat flexible untuk memanage segment-2 jaringan menggunakan Switch LAN. Jika menggunakan VLAN dalam jaringan-jaringan yang mempunyai Swithes yang saling terhubung, VLAN trunking antar switches diperlukan.
VLAN memberikan suatu flexibilitas managemen dalam membuat Virtual LAN terpisah menjadi segment-segment atau subnet-subnet yang bisa dignakan untuk mendifinisikan lokasi terpisah atau jaringan-jaringan departemental. Penggunaan Virtual LAN dalam suatu jaringan LAN adalah bersifat opsional dan biasanya dipengaruhi oleh kebutuhan2 tertentu yang khusus seperti misalnya alasan keamanan dan pemisahan departemen.
Konsep Virtual LAN
Sebelum memahami Virtual LAN, suatu pengertian khusus mengenai definisi suatu LAN diperlukan. Sebuah LAN meliputi semua piranti jaringan yang berada pada satu broadcast domain. Suatu broadcast domain meliputi sekelompok piranti jaringan yang terhubung dalam suatu jaringan LAN yang bisa mengirim frame broadcast, dan semua piranti lainnya dalam satu segmen LAN yang sama akan menerima salinan frame broadcast tersebut. jadi bisa dikatakan bahwa suatu jaringan LAN dan suatu broadcast domain pada prinsipnya adalah hal yang sama.
Tanpa VLAN, sebuah Switch akan memperlakukan semua interface pada Switch tersebut berada pada broadcast domain yang sama – dengan kata lain, semua piranti yang terhubung ke Switch berada dalam satu jaringan LAN. Dengan adanya VLAN, sebuah switch bisa mengelompokkan satu atau beberapa interface (baca port) berada pada suatu VLAN sementara interface lainnya berada pada VLAN lainnya. Jadi pada dasarnya, Switch membentuk beberapa broadcast domain. Masing-masing broadcast domain yang dibuat oleh Switch ini disebut virtual LAN.
Dasar VLAN
Satu atau beberapa switch dapat membentuk suatu virtual LAN yang disebut sebuah broadcast domain. Sebuah Virtual LAN dibuat dengan memasukkan beberapa interface (port) kedalam suatu VLAN dan beberapa port lainnya berada pada VLAN lain.
Jadi, daripada semua port dari sebuah Switch membentuk satu broadcast domain tunggal, sebuah Switch bisa memecah menjadi beberapa VLAN tergantung kebutuhan dan konfigurasi. Untuk membantu memahami apa itu VLAN, dua gambar dibawah bisa digunakan untuk memahaminya.
Pada gambar pertama ini dua buah Switch membentuk dua broadcast domain berbeda, masing-asing Switch membentuk satu broadcast domain. TIDAK ada VLAN dibuat disini.

dua buah Switch membentuk dua broadcast domain berbeda, tan[a VLAN
dua buah Switch membentuk dua broadcast domain berbeda, tan[a VLAN
Secara alternative, beberapa broadcast domain dapat dibuat dengan menggunakan sebuah Switch tunggal. Seperti gambar diatas, gambar dibawah ini menunjukkan dua buah broadcast domain yang sama akan tetapi diimplementasikan sebagai dua VLAN yang berbeda pada sebuah Switch tunggal.
Beberapa broadcast domain dapat dibuat dengan menggunakan sebuah Switch tunggal
Beberapa broadcast domain dapat dibuat dengan menggunakan sebuah Switch tunggal
Untuk sebuah jaringan LAN kecil misal dirumahan atau dikantoran kecil, tidak ada alasan untuk membuat VLAN. Akan tetapi ada beberapa motivasi untuk membuat VLAN yang meliputi alasan berikut ini:
  • Untuk mengelompokkan user berdasarkan departemen, atau mengelompokkan suatu group pekerja kolaborasi, ketimbang berdasarkan lokasi.
  • Untuk menurangi overhead dengan membatasi ukuran broadcast domain
  • Untuk menekankan keamanan yang lebih baik dengan menjaga piranti-piranti sensitive terpisah kedalam suatu VLAN
  • Untuk memisahkan traffic khusus dari traffic utama – misalkan memisahkan IP telephoni kedalam VLAN khusus terpisah dari traffic user.
Membuat VLAN
Kita bisa mengkonfigure interface / port dari Switch dengan jalan meng-asosiasikan port tersebut kepada suatu VLAN dengan konfigurasi semacam “interface 0/1 in VLAN1” atau “interface 0/2 in VLAN5” dan seterusnya. Hal semacam ini kita sebut sebagai VLAN berdasarkan port-base, suatu konfigurasi VLAN umum pada suatu Switch yang mudah tanpa perlu mengetahui address MAC dari piranti. Akan tetapi diperlukan dokumentasi yang rapi agar bisa mengetahui piranti mana dengan cabling yang mana menuju interface Switch yang mana, sehingga jelas piranti mana pada VLAN yang tepat.
Alternative lain yang jarang digunakan adalah mengelompokkan piranti-piranti kedalam VLAN berdasarkan MAC address dari piranti2 tersebut. akan tetapi cara yang satu ini menciptakan overhead adminitrasi dengan konfigurasi masing2 piranti dengan MAC address. Suatu register yang bagus untuk semua MAC address yang dikonfigurasikan kedalam berbagai Switches dan asosiasi tiap piranti MAC ke setiap VLAN haruslah rapi dan selalu diupdate jika terjadi perubahan. Jika sebuah piranti berpindah ke port lain dan mengirim sebuah frame, piranti tersebut tetap berada pada VLAN yang sama. Hal ini mengijinkan piranti2 untuk bisa berpindah pindah kemana saja dengan mudah dan tetap pada VLAN yang sama walau pindah ke port lain.
Trunking VLAN dengan ISL and 802.1q
Jika menggunakan VLAN dalam jaringan yang mempunyai beberapa Switch yang saling berhubungan antar VLAN, maka dibutuhkan VLAN Trunk.

Switch memerlukan cara untuk mengidentifikasikan VLAN dari mana frame tersebut dikirim saat mengirim sebuah frame ke Switch lainnya. VLAN Trunking mengijinkan Switch memberikan tagging setiap frame yang dikirim antar switches sehingga switch penerima mengetahui termasuk dari VLAN mana frame tersebut dikirim. Idenya bisa digambarkan pada gambar diagram berikut ini:

Beberapa VLAN yang mempunyai anggota lebih dari satu Switch dapat didukung dengan adanya VLAN Trunking
Beberapa VLAN yang mempunyai anggota lebih dari satu Switch dapat didukung dengan adanya VLAN Trunking
Beberapa VLAN yang mempunyai anggota lebih dari satu Switch dapat didukung dengan adanya VLAN Trunking. Misal, saat Switch1 menerima sebuah broadcast dari sebuah piranti didalam VLAN1, ia perlu meneruskan broadcast ke SwitchB. Sebelum mengirim frame, SwitchA menambahkan sebuah header kepada frame Ethernet aslinya; heder baru tersebut mengandung informasi VLAN didalamnya. Saat SwitchB menerima frame tersebut, ia mengetahui dari headernya bahwa frame tersebut berasal dari piranti pada VLAN1, maka SwitchB mengetahui bahwa ia seharusnya meneruskan broadcast frame hanya kepada port2 pada VLAN1 saja dari Switch tersebut.
Switch Cisco mendukung dua VLAN trunking protocol yang berbeda, Inter-Switch Link (ISL) dan IEEE 802.1q. keduanya memberikan Trunking dasar, seperti dijelaskan pada gambar diatas. Akan tetapi pada dasarnya keduanya sangatlah berbeda.
Best Practices jika menggunakan Virtual LAN:
  • VLAN bukanlah harus diterapkan ke setiap jaringan LAN, akan tetapi bisa diterapkan pada jaringan dengan skala yang sangat besar pada jaringan enterprise dimana populasi host sangat besar – ratusan jumlahnya atau diperlukan suatu kelayakan adanya suatu alasan keamanan. Kalau toch memang harus digunakan VLAN maka haruslah diusahakan sesederhana mungkin, intuitive dan dukungan dokumentasi yang sangat rapi.
  • Pendekatan yang dianjurkan dalam penggunaan VLAN adalah berdasarkan lokasi atau fungsi departemen. Hal ini dilakukan untuk membatasi traffic broadcast (broadcast domain) kedalam hanya masing2 segment VLAN saja. Jumlah VLAN yang didefinisikan pada Switch LAN seharusnya mencerminkan kebutuhan fungsional dan management dalam suatu jaringan tertentu.
  • Beberapa switches dapat secara transparent saling dihubungkan dengan menggunakan VLAN Trunking. VLAN Trunking memberikan mekanisme tagging untuk mentransport VLAN secara transparent melewati beberapa Switches. VLAN didefinisikan dalam standards IEEE 802.3 dan IEEE 802.1q.
Seksi berikut ini memnjelaskan beberapa informasi tambahan mengenai protocol VLAN Trunking:
  • Ada dua protocol VLAN Trunking utama saat ini, yaitu IEEE 802.1q dan Cisco ISL. Pemilihan protocol VLAN Trunking normalnya berdasarkan piranti platform Hardware yang digunakan.
  • IEEE 802.1q adalah standard protocol VLAN Trunking yang memberikan tagging internal kedalam frame Ethernet yang ada sekarang. Hal ini dilakukan dalam hardware dan juga meliputi kalkulasi ulang header checksumnya. Hal ini mengjinkan sebuah frame di tagging dengan VLAN dari mana datagram tersebut berasal dan menjamin bahwa frame dikirim kepada port didalam VLAN yang sama. Hal ini untuk menjaga kebocoran datagram antar VLAN yang berbeda.
  • ISL (Inter Switch Link) memberikan suatu tagging external yang dikemas disekitar frame asalnya.
  • Saat menghubungkan beberapa Switch lewat sebuah Trunk perlu dipastikan bahwa kedua Switch yang terhubung VLAN Trunking tersebut mempunyai protocol VLAN Trunling yang sama. Penggunaan negosiasi automatis dari protocol VLAN Trunking adalah tidak dianjurkan karena bisa terjadi kemungkinan salah konfigurasi.
  • Untuk penerapan VLAN dengan Switch yang berskala besar sebuah protocol manajemen VLAN diperlukan misal VTP (VLAN Trunking Protocol). Protocol VTP memungkinkan VLAN didefinisikan sekali didalam suatu lokasi tunggal dan disinkronkan kepada Switch2 lainnya didalam administrative domain yang sama.
  • Penerapan VLAN setidaknya dirancang dengan sangat bagus dan mudah dimanage. Dokumentasinya haruslah sangat rapi dan akurat dan dijaga selalu update agar membantu kegiatan support jaringan. Normalnya VLAN tidaklah dianjurkan untuk jaringan kecil (kurang dari 100 user pada satu lokasi), akan tetapi untuk business dengan skala menengah dan besar, VLAN adalah sangat mendatangkan keuntungan yang besar.
Satu hal yang pelu diingat bahwa dalam penerapan VLAN ini, komunikasi antar VLAN yang berbeda haruslah di routed. Dan jika dibutuhkan suatu interkoneksi VLAN kecepatan tinggi maka penggunaan Switch Layer 3 yang sangat performa adalah sangat diperlukan.
Menghubungkan beberapa VLAN antara Switch yang berbeda, penggunaan protocol VLAN Trunking seperti ISL atau IEEE802.1q adalah diperlukan. Pastikan bahwa Switch2 tersebut mempunyai dukungan protocol VLAN Trunking yang sama.

Macam-Macam Topologi Jaringan

Arsitektur topologi merupakan bentuk koneksi fisik untuk menghubungkan setiap node pada sebuah jaringan. Pada sistem LAN terdapat tiga topologi utama yang paling sering digunakan: bus, star, dan ring. Topologi jaringan ini kemudian berkembang menjadi topologi tree dan mesh yang merupakan kombinasi dari star, mesh, dan bus. Dengan populernya teknologi nirkabel dewasa ini maka lahir pula satu topologi baru yaitu topologi wireless. Berikut topologi-topologi yang dimaksud:
  1. Topologi Bus
  2. Topologi Ring (Cincin)
  3. Topologi Star (Bintang)
  4. Topologi Tree (Pohon)
  5. Topologi Mesh (Tak beraturan)
  6. Topologi Wireless (Nirkabel)
Topologi Bus
Topologi bus ini sering juga disebut sebagai topologi backbone, dimana ada sebuah kabel coaxial yang dibentang kemudian beberapa komputer dihubungkan pada kabel tersebut.
  • Secara sederhana pada topologi bus, satu kabel media transmisi dibentang dari ujung ke ujung, kemudian kedua ujung ditutup dengan “terminator” atau terminating-resistance (biasanya berupa tahanan listrik sekitar 60 ohm).



GAMBAR: Prinsip Topologi Bus
  • Pada titik tertentu diadakan sambungan (tap) untuk setiap terminal.
  • Wujud dari tap ini bisa berupa “kabel transceiver” bila digunakan “thick coax” sebagai media transmisi.
  • Atau berupa “BNC T-connector” bila digunakan “thin coax” sebagai media transmisi.
  • Atau berupa konektor “RJ-45” dan “hub” bila digunakan kabel UTP.
  • Transmisi data dalam kabel bersifat “full duplex”, dan sifatnya “broadcast”, semua terminal bisa menerima transmisi data
  • Suatu protokol akan mengatur transmisi dan penerimaan data, yaitu Protokol Ethernet atau CSMA/CD.
  • Pemakaian kabel coax (10Base5 dan 10Base2) telah distandarisasi dalam IEEE 802.3, yaitu sbb:
TABEL: Karakteritik Kabel Coaxial

10Base5 10Base2
Rate Data 10 Mbps 10 Mbps
Panjang / segmen 500 m 185 m
Rentang Max 2500 m 1000 m
Tap / segmen 100 30
Jarak per Tap 2.5 m 0.5 m
Diameter kabel 1 cm 0.5 cm
  • Melihat bahwa pada setiap segmen (bentang) kabel ada batasnya maka diperlukan “Repeater” untuk menyambungkan segmen-segmen kabel.
Kelebihan topologi Bus adalah:
  • Instalasi relatif lebih murah
  • Kerusakan satu komputer client tidak akan mempengaruhi komunikasi antar client lainnya
  • Biaya relatif lebih murah
Kelemahan topologi Bus adalah:
  • Jika kabel utama (bus) atau backbone putus maka komunikasi gagal
  • Bila kabel utama sangat panjang maka pencarian gangguan menjadi sulit
  • Kemungkinan akan terjadi tabrakan data(data collision) apabila banyak client yang mengirim pesan dan ini akan menurunkan kecepatan komunikasi.
Topologi Ring (Cincin)
Topologi ring biasa juga disebut sebagai topologi cincin karena bentuknya seperti cincing yang melingkar. Semua komputer dalam jaringan akan di hubungkan pada sebuah cincin. Cincin ini hampir sama fungsinya dengan concenrator pada topologi star yang menjadi pusat berkumpulnya ujung kabel dari setiap komputer yang terhubung.
  • Secara lebih sederhana lagi topologi cincin merupakan untaian media transmisi dari satu terminal ke terminal lainnya hingga membentuk suatu lingkaran, dimana jalur transmisi hanya “satu arah”.
Tiga fungsi yang diperlukan dalam topologi cincin : penyelipan data, penerimaan data, dan pemindahan data.

GAMBAR: Prinsip Koneksi Topologi Ring
  • Penyelipan data adalah proses dimana data dimasukkan kedalam saluran transmisi oleh terminal pengirim setelah diberi alamat dan bit-bit tambahan lainnya.
  • Penerimaan data adalah proses ketika terminal yang dituju telah mengambil data dari saluran, yaitu dengan cara membandingkan alamat yang ada pada paket data dengan alamat terminal itu sendiri. Apabila alamat tersebut sama maka data kiriman disalin.
  • Pemindahan data adalah proses dimana kiriman data diambil kembali oleh terminal pengirim karena tidak ada terminal yang menerimanya (mungkin akibat salah alamat). Jika data tidak diambil kembali maka data ini akan berputar-putar dalama saluran. Pada jaringan bus hal ini tidak akan terjadi karena kiriman akan diserap oleh “terminator”.
  • Pada hakekatnya setiap terminal dalam jaringan cincin adalah “repeater”, dan mampu melakukan ketiga fungsi dari topologi cincin.
  • Sistem yang mengatur bagaimana komunikasi data berlangsung pada jaringan cincin sering disebut token-ring.
  • Kemungkinan permasalahan yang bisa timbul dalam jaringan cincin adalah:
  • Kegagalan satu terminal / repeater akan memutuskan komunikasi ke semua terminal.
  • Pemasangan terminal baru menyebabkan gangguan terhadap jaringan, terminal baru harus mengenal dan dihubungkan dengan kedua terminal tetangganya.
Topologi Star (Bintang)
Disebut topologi star karena bentuknya seperti bintang, sebuah alat yang disebut concentrator bisa berupa hub atau switch menjadi pusat, dimana semua komputer dalam jaringan dihubungkan ke concentrator ini.
  • Pada topologi Bintang (Star) sebuah terminal pusat bertindak sebagai pengatur dan pengendali semua komunikasi yang terjadi. Terminal-terminal lainnya melalukan komunikasi melalui terminal pusat ini.
  • Terminal kontrol pusat bisa berupa sebuah komputer yang difungsikan sebagai pengendali tetapi bisa juga berupa  “HUB” atau “MAU” (Multi Accsess Unit).

GAMBAR: Prinsip Koneksi Topologi Star
  • Terdapat dua alternatif untuk operasi simpul pusat.
  • Simpul pusat beroperasi secara “broadcast” yang menyalurkan data ke seluruh arah. Pada operasi ini walaupun secara fisik kelihatan sebagai bintang namun secara logik sebenarnya beroperasi seperti bus. Alternatif ini menggunakan HUB.
  • Simpul pusat beroperasi sebagai “switch”, data kiriman diterima oleh simpul kemudian dikirim hanya ke terminal tujuan (bersifat point-to-point), akternatif ini menggunakan MAU sebagai pengendali.
  • Bila menggunakan HUB maka secara fisik sebenarnya jaringan berbentuk topologi Bintang namun secara logis bertopologi Bus. Bila menggunakan MAU maka baik fisik maupun logis bertopologi Bintang.
  • Kelebihan topologi bintang :
  • Karena setiap komponen dihubungkan langsung ke simpul pusat maka pengelolaan menjadi mudah, kegagalan komunikasi mudah ditelusuri.
  • Kegagalan pada satu komponen/terminal tidak mempengaruhi komunikasi terminal lain.
  • Kelemahan topologi bintang:
  • Kegagalan pusat kontrol (simpul pusat) memutuskan semua komunikasi
  • Bila yang digunakan sebagai pusat kontrol adalah HUB maka kecepatan akan berkurang sesuai dengan penambahan komputer, semakin banyak semakin lambat.
Topologi Tree (Pohon)
  • Topologi pohon adalah pengembangan atau generalisasi topologi bus. Media transmisi merupakan satu kabel yang bercabang namun loop tidak tertutup.

GAMBAR: Prinsip Koneksi Topologi Tree
  • Topologi pohon dimulai dari suatu titik yang disebut “headend”. Dari headend beberapa kabel ditarik menjadi cabang, dan pada setiap cabang terhubung beberapa terminal dalam bentuk bus, atau dicabang lagi hingga menjadi rumit.
  • Ada dua kesulitan pada topologi ini:
  • Karena bercabang maka diperlukan cara untuk menunjukkan kemana data dikirim, atau kepada siapa transmisi data ditujukan.
  • Perlu suatu mekanisme untuk mengatur transmisi dari terminal terminal dalam jaringan.
Topologi Mesh (Tak beraturan)
  • Topologi Mesh adalah topologi yang tidak memiliki aturan dalam koneksi. Topologi ini biasanya timbul akibat tidak adanya perencanaan awal ketika membangun suatu jaringan.
  • Karena tidak teratur maka kegagalan komunikasi menjadi sulit dideteksi, dan ada kemungkinan boros dalam pemakaian media transmisi.

GAMBAR: Prinsip Koneksi Topologi Mesh
Topologi Wireless (Nirkabel)
  • Jaringan nirkabel menjadi trend sebagai alternatif dari jaringan kabel, terutama untuk pengembangan LAN tradisional karena bisa mengurangi biaya pemasangan kabel dan mengurangi tugas-tugas relokasi kabel apabila terjadi perubahan dalam arsitektur bangunan dsb. Topologi ini dikenal dengan berbagai nama, misalnya WLAN, WaveLAN, HotSpot, dsb.
  • Model dasar dari LAN nirkabel adalah sbb:
 
 
Gambar Topologi Nirkabel
  • Blok terkecil dari LAN Nirkabel disebut Basic Service Set (BSS), yang terdiri atas sejumlah station / terminal yang menjalankan protokol yang sama dan berlomba dalam hal akses menuju media bersama yang sama.
  • Suatu BSS bisa terhubung langsung atau terpisah dari suatu sistem distribusi backbone melalui titik akses (Access Point).
  • Protokol MAC bisa terdistribusikan secara penuh atau terkontrol melalui suatu fungsi kordinasi sentral yang berada dalam titik akses.
  • Suatu Extended Service Set (ESS) terdiri dari dua atau lebih BSS yang dihubungkan melalui suatu sistem distribusi.
  • Interaksi antara LAN nirkabel dengan jenis LAN lainnya digambarkan sebagai berikut:
  • Pada suatu jaringan LAN bisa terdapat LAN berkabel backbone, seperti “Ethernet” yang mendukung server, workstation, dan satu atau lebih bridge / router untuk dihubungkan dengan jaringan lain. Selain itu terdapat modul kontrol (CM) yang bertindak sebagai interface untuk jaringan LAN nirkabel. CM meliputi baik fungsi bridge ataupun fungsi router untuk menghubungkan LAN nirkabel dengan jaringan induk.  Selain itu terdapat Hub dan juga modul pemakai (UM) yang mengontrol sejumlah stasiun LAN berkabel.
  • Penggunaan teknologi LAN nirkabel lainnya adalah untuk menghubungkan LAN pada bangunan yang berdekatan.
  • Syarat-syarat LAN nirkabel :
  • Laju penyelesaian: protokol medium access control harus bisa digunakan se-efisien mungkin oleh media nirkabel untuk memaksimalkan kapasitas.
  • Jumlah simpul: LAN nirkabel perlu mendukung ratusan simpul pada sel-sel multipel.
  • Koneksi ke LAN backbone: modul kontrol (CM) harus mampu menghubungkan suatu jaringan LAN ke jaringan LAN lainnya atau suatu jaringan ad-hoc nirkabel.
  • Daerah layanan: daerah jangkauan untuk LAN nirkabel biasanya memiliki diameter 100 hingga 300 meter.
  • Kekokohan dan keamanan transmisi: sistem LAN nirkabel harus handal dan mampu menyediakan sistem pengamanan terutama penyadapan.
  • Teknologi LAN nirkabel:
  • LAN infrared (IR) : terbatas dalam sebuah ruangan karena IR tidak mampu menembus dinding yang tidak tembus cahaya.
  • LAN gelombang radio : terbatas dalam sebuah kompleks gedung, seperti bluetooth, WiFi, dan HomeRF.
  • LAN spektrum penyebaran: beroperasi pada band-band ISM (industrial, scientific, medical) yang tidak memerlukan lisensi.
  • Gelombang mikro narrowband : beroperasi pada frekuensi gelombang mikro yang tidak termasuk dalam spektrum penyebaran.
Topologi Peer-to-peer Network
Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer). Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah penggunaan program, data dan printer secara bersama-sama. Pemakai komputer bernama Dona dapat memakai program yang dipasang di komputer Dino, dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan.
Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer yang memiliki komputer ‘kuno’, misalnya AT, dan ingin memberli komputer baru, katakanlah Pentium II, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup memasang netword card di kedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakan untuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas, sistem jaringan ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipelajari dan dipakai.

Gambar Topologi peer to peer